NAPAK
TILAS JEMAAT FANATING
48 tahun sudah
sejarah mencatat Jemaat Fanating berdiri terhitung sejak 23 Maret 1966. Namun
embrio dari jemaat ini sudah tumbuh sejak tahun 1922, lewat pembukaan Sekolah
Rakyat Kristen di Kamuriwal Yafou dan Ruilak. Melalui sekolah rakyat ini
seorang utusan Injil yang bernama Daud Beli dari wilayah Kabola mulai
mengabarkan Injil dan berhasil membabtis anak-anak dari wilayah Bolelang dan
Fanating. Daud Beli bertempat tinggal di
Hapongwei, pusat ketemukungan Fanating. Utusan injil ini mulai mengabarkan
injil dengan cara membuat perkumpulan di tiap kampung. Namun tidak lama
kemudian ia berpindah ke wilayah Kolana,
maka pekabaran injil di lanjutkan oleh Pdt. Petrus Duka.
Pendeta Petrus
Duka mengadakan Pekabaran Injil di wilayah Fanating dari kampung ke kampung dan
akhirnya berhasil membentuk pos-pos kebaktian di tiap-tiap kampung dan
menempatkan Syamas-syamas di tiap kampung.
Pos-pos
kebaktian tersebut adalah
1. Fanating
di Malmotmasang, dipimpin oleh Syamas Martinus Atakari dan Markus Padafani.
2. Malangwi
di Lekameng, dipimpin oleh Bapak Lukas Ahalfani.
3. Lomalohi
di Kolayali, dipimpin oleh Syamas Natanael Malaipada.
4. Wikika
di Wikukulek dipimpin oleh Syamas Abraham Padalani
Dari
Pos pelayanan inilah menjadi cikal bakal tumbuhnya Jemaat Fanating.
Dari segi
pemerintahan wilayah Fanating berada dibawa Pemerintahan Tamukung yang
berkedudukan di Fanating, bertempat di Hapongwe. Ketemukungan Fanating itu
meliputi tujuh Kepala Kampung yaitu;
1.
Kepala Kampung Fanating,
2.
Kepala Kampung Malangwi
3.
Kepala Kampung Murafui
4.
Kepala Kampung Wikika
5.
Kepala Kampung Lomalohi
6.
Kepala Kampung Aluokatan
7.
Kepala Kampung Felakanai. .
Oleh karena
perkembangan zaman maka pada tahun 1947 masyarakat ketemukungan Fanating yang
berada di pedalaman mulai turun bermukim di dataran wilayah Fanating Dengan
demikian Jemaat-jemaat di pedalaman turun dan semuanya berbakti di Jemaat
Beawatang di Fakutuku sekarang wilayah Wikika.
Oleh karena
perbedaan kampung, suku, dan gesekan budaya, maka selalu ada perbedaan pendapat
yang menyebabkan perpecahan. Namun atas kesadaran beberapa tokoh agama dan
pemerintah mulai didorong adanya persatuan kembali menjadi satu Tubuh Kristus
yang utuh. Puji Tuhan usaha ini berhasil, LA
TOMI NUKU: yang artinya kita harus bersatu di ikarkan oleh
jemaat Fanating bersatu pada tanggal 23 Maret 1996 melalui kebaktian perdana:
Ibadah penggumpulan hulu hasil yang dipimpin oleh Guru Jemaat Marthen Djasing
Amarang mengantikan Pdt. P. Duka
Nama Jemaat
Fanating bersatu ini dapat disebut juga Jemaat Bersatu Fanating atau dengan
bahasa Abui Jemaat Pila Nuku (kita satu) Fanating. Jemaat Pila Nuku Fanating
ini mengalami perkembangan yang signifikan, baik jumlah jemaatnya maupun
pendapatannya. Karna itu Gereja Fanating Bersatu ini dipandang memenuhi syarat
sebagai jemaat mandiri, oleh Majaelis Sinode GMIT sehingga pada bulan Juli 1999
berdasarkan SK Majelis Sinode, Jemaat Fanating ditetapkan sebagai Jemaat
Mandiri.
Sejak mandiri Jemaat
Fanating bersatu ini dipimpin oleh
1.
Pdt. Th. Kartunggu, SMTh tahun 1999 s/d..........
2.
Pdt. M. Dimu-Here, S.Th,...........2003 s/d................
3.
Pdt. Ina A. Tiluata, S.Th .............s/d 2013
4.
Pdt. Susana L. Mauko S.Th sebagai KMJ ex officeo + lebih
6 bulan ...........s/d........
Dan saat ini, disaat
Jemaat Fanating Bersatu merayakan hari bersejarah mereka, Tuhan menghadirkan
seorang Abdi Allah yaitu Pdt. Yandry Imelda Masu-Sennabu sebagai KMJ Fanating periode 2014-2017.
Inilah sejarah singgat lahirnya jemaat
Fanating, yang tentu sejarah ini belum sempurna dan memerlukan penyempurnaan
dari para pelaku sejarah dan saksi sejarah berdirinya jemaat ini.
Selamat Ulang
Tahun bagi seluuh Jemaat Fanating yang ke 48
dan Selamat datang bagi Ibu Pdt Yandry Imelda Masu-Sennabu sebagai KMJ Fanating yang baru. Kehadiran mu
bukti kasih Tuhan bagi jemaat Fanating, selamat Melayani Tuhan memberkati.
…………..Syalom!...................
harap baca "Menapak Perkembangan Jemaat Fanating" agar tidak salah dalam hal pengenalan tentang Jemaat Fanating.
BalasHapus